Minggu, 05 Februari 2012

ESSAYKYUUU


Pemuda Generasi Penerus yang
Berakhlaq Lokal dan Berfikiran Global

Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan.
Di dalam masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial. Kedudukannya yang strategis sebagai penerus cita – cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya. Oleh karena itu peran pemuda sangatlah diperlukan untuk membangun dan memajukan bangsa ini, karena tidak mungkin sekali Estafet kepemimpinan hanya akan diemban oleh para generasi sekarang atau dalam hal ini para senior-senior kita yang sedang mengemban tugas untuk memajukan bangsa. Tugas-tugas mereka akan dilimpahkan kepada kita semua selaku anak-anak mereka.
            Dari berbagai sendi kehidupan manapun, pastilah didalamnya memerlukan peran pemuda guna untuk melengkapi struktural yang ada pada badan tersebut. Karena semangat pemuda yang masihg membara dan berapi-api juga sebagai salah satu pendongkrak perubahan. Jiwa muda mereka tak bisa diremehkan begitu saja, begitu pula dengan ide-ide cerdas mereka. Yang walaupun kebanykan dari pemuda kita banyak yeng melakukan hal-hal anarkis yang tidak sepatutnya dilakukan, tetapi harus kita mengerti juga, kenapa dan apa yang terjadi pada mereka sehingga mereka berbuat seperti itu. Jikalau kita memantau dari keadaan para pemuda kita dulu sebelum masa kemerdekaan yang keadaan mereka sangatlah memprihatinkan, pendidikan yang layak sangatlah sulit untuk didapatkan, karena keadaan yang begitu mencekam yang disebabkan oleh para penjajah bangsa kita dulu. Tapi disamping itu juga masih ada para pemuda kita dulu yang msaih prihatin terhadap keadaan tersebut, oleh klarena itu, melalui ide-ide cerdas dan kemauan mereka untuk merubah keadaan dengan cara menyatukan pemuda kita dulu, tercetuslah sebuah deklarasi dari para Pemuda-pemuda kita itu, melalui sebuah momentum bersejarah yang terjadi pada tanggal 27 s/d 28 Oktober 1928 di Jakarta yang berbunyi sebagai berikut :



 “SUMPAH PEMOEDA”
PERTAMA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH-DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA.
KEDOEA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.
KETIGA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA.
                        Adalah Sumpah Pemuda sebagai salah satu moment penting bagi perubahan bangsa, yang mana para generasi muda pada saat itu sebagai penggerak atau pelopor Persatuan Nasional dalam simbol Tanah Air, Kebangsaan, dan Bahasa Persatuan melalui momentum Sumpah Pemuda ini.
            Sebagai salah satu pendongkrak perubahan dan Persatuan Nasional, momentum Sumpah Pemuda juga dijadikan sebagai wadah untuk menanamkan semangat juang pada para Pejuang Bangsa. Perasan Keringat dan Banting tulangpun dilakukan demi tanah air tercinta ini untuk segera menyatukan Visi dan Misi serta bergerak beriringan untuk mempersatukan Pemuda-Pemuda bangsa Indonesia dari ujung Sabang sampai Timor-Timur (sekarang Merauke), dari Miangas sampai Talaud, karena pengorbanan para Pejuang bangsa saat itu tidaklah cukup tanpa bantuan dari Para Pemuda, karena Pemudalah Bangsa ini dapat terbebas dari Penjajahan dan dapat kita rasakan nikmatnya kemerdekaan. Dan mungkin masih terlintas dipiran kita  saat Bung Karno berpidato pada Upacara Peringatan Sumpah Pemuda yang mengatakan “  Berikan saya tiga orang pemuda, maka akan saya guncangkan dunia “ dan kita juga mungkin masih mengingat bahwa salah satu faktor penyebab Berkumandangnya Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah merupakan perasan keringat dari perjuangan para pemuda-pemuda bangsa. Dari hal tersebut kita dapat melihat bahwa betapa pentingnya kehadiran para pemuda dalam menggerakkan roda-roda kehidupan, hatta itu dalam sebuah organisasi ataupun pemerintahan. Namun kita juga tidak akan buta untuk melihat keadaan para pemuda kita saat ini yang kebanyakan dari mereka adalah merupakan orang-orang yang sudah hanyut terbawa derasnya arus Globalisasi. Bukan tetap bertahan untuk menjaga dan mengembangkan jati diri bangsa, malah kita bisa melihat sebaliknya. Mungkin para tokoh-tokoh pemuda dulu akan sangat sedih menyaksikan keadaan ini, kebanyakan pemuda pada zaman sekarang ini lebih menampakkan rasa egoismenya untuk hanya sekedar mempertahankan jati diri bangsa, tidak memiliki semangat Patriotisme dan rasa Nasionalismenya. Yang ada hanyalah jiwa kebarat-baratan atau mengikuti arah global yang membuat jati diri bangsa hanyut oleh virus Globalisasi dengan trend  kebarat-baratan. Bisa kita contohkan melalui hal yang sangat sederhana, dari percakapan sehari-hari mereka, jarang sekali ada yang menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar atau dengan penulisan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). “Loe”, “Gue”, “Bro”, “Heip” dan lain-lain menjadi trend bahasa yang sering dipakai oleh pemuda kita saat ini. Yaaa,,, walaupun penulis juga sering menggunakannya, tetapi paling tidak melalui Esay yang sederhana ini penulis bisa sadar diri untuk tidak hanya mengkritisi orang lain, tetapi juga diawali dari diri penulis sendiri. So,,, Let’s Begin Together...!!!
            Selanjutnya adalah dari cara berpakaian yang lebih banyak diadopsi dari negara-negara Barat atau dari negara-negara seperti Korea dan Jepang. Bukan saya katakan tidak boleh, menghias diri dengan hal yang indah dan sedap dipandang itu adalah hal yang sangat baik, namun tidak seharusnya juga kita akan meninggalkan trend-trend busana yang dimiliki oleh negeri sendiri, kita masih memiliki Batik yang sekarang adalah merupakan salah satu dari warisan budaya dunia, dan jangan sampai harta benda kita ini lebih digandrungi oleh negara lain dari pada oleh pemiliknya sendiri. Adapun disektor Industri, kebanyakan dari kita terutama sekali kaum muda atau remaja lebih senang dengan barang-barang yang bermerek dari luar ketimbang menggunakan produk dari dalam negeri yang kwalitasnyapun tidak terlalu jauh beda dengan merek-merek dari luar. Dari hal-hal inipun kita sudah jauh sekali dengan rasa cinta tanah air, bagaimana kit bisa menjadi Harapan Bangsa jikalau hal-hal kecil seperti inipun terlupakan.
            Dan mohon maaf sebelumnya, dalam Esay ini saya tidak menampilkan permasalahan-permasalahan yang besar atau terlalu banyak mengambil dari hal-hal yang bersifat positive, karena apa...? kebanyakan dari kita malah akan terjatuh dengan hal-hal yang sering kita remehkan kemudian kita lupakan. Karena seseorang tidak akan tergelincir gara-gara batu besar, tetapi hanya dengan beberapa kerikillah kita akan terpeleset. Nah,,, seperti itulah kita sebagai pemuda, jikalau hal-hal kecil ini kita anggap remeh kemudian kita lupakan, maka bagaimana kita bisa menjadi Pemuda Harapan Bangsa untuk membangun negeri tercinta di atas Bumi Persada Nusantara ini.
Maka dari itu sangat diperlukan Golden Ways dalam menghadapi arus Global dan Virus-virus Westernisasi yang sudah semakin menggila ini, agar para Agent of Change yang seharusnya sebagai penerus tongkat estafet kepemimpinan tidak jatuh dalam lobang kerusakan dan supaya bagaimana agar kita dapat menjadikan diri kita sebagai Pemuda Generasi Penerus yang Berakhlaq Lokal dan Berfikiran Global agar tidak menyebabkan negeri ini mengalami krisis Sumber Daya Manusia (SDM) nantinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar